This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Selasa, 08 April 2014

Honda Mega Pro 2007, Fashion Minor Fighter


OtomotifZone.Com – Surabaya. Banyak yang mengira jika aliran Minor Fighter (MF) bakalan tidak nyaman untuk dikendarai, dari perkataan itulah Priambodo Rangga Santoso yang tidak lain adalah penyuka aliran MF ingin membuktikan jika motornya masih nyaman dibuat harian.
Surya yang menggawangi bengkel KM7 Modified asal Surabaya ditunjuk untuk menjadikan MF enak diajak jalan-jalan, “Digabungkan ada diantara model euro, buntung dan naked. Supaya lebih nyaman bakal ada ubahan di beberapa titik nantinya,” bilang Surya.
Sub frame belakang yang lebih dominan naik ke atas dirubah supaya nggak terlalu pegal ketika diajak jalan jauh, “Sudut kemiringannya dirubah beberapa kali untuk mencari yang paling nyaman,” beber warga Tulungagung.
Lucunya lagi biasanya MF lebih ke arah aliran buntung yang dimana bagian bodi belakang buntung!, “Saya nggak mau kelihatan buntung, makanya saya minta supaya bodi belakang dibuat runcing layaknya single seater motor balap,” pinta Rangga kepada Surya.
Untuk menyambungkan bagian bodi yang sudah dirombak, kaki-kaki pun dijamah modifikator kawasan keputih Surabaya dengan limbah moge. “Peleknya mengaplikasi milik Honda CB400, untuk sok depan dan swing arm pakai aftermarket tapi dipilih yang gede supaya cocok,” tutup Surya.
Penulis: Dana | Foto: Dana
Data modifikasi :
Ban dpn : Shinko, 110/70 – 17
Ban blkg : BT 020, 160/70 – 17
Pelek dpn : CB400, 3 inch
Pelek blkg : V-Rossi, 4.5 inch
Sok dpn : Yoshimura
Sok blkg : YSS
Knalpot : Hand Made
Swing arm : Hand Made

Yamaha Byson Tahun 2012 Ambarawa – Warna Pelangi di Byson

 OtomotifZone.com – Ambarawa. Bicara modifikasi memang tak ada habisnya, bisa modifikasi harian dan ektrem tergantung selera kita mau pilih mana. Seperti halnya yang dilakukan Brilian Bagas Surya warga Ambarawa, modifikasi yang dipilih yang penting nyaman dan safety tentunya, semua ini untuk mengekspresikan jati diri yang bebas tapi sopan. Berbekal motor Yamaha Byson keluaran Tahun 2012 dibikin konsep motor fashion racing look. “Aku ingin memeliki motor yang berbeda dengan teman-teman di sekolah, racing look model airbrush aku aplikasikan ke motorku,”ungkap Brilian Bagas pelajar SMK N2 Salatiga.
 Setelah menemukan ide kreatifnya Brillian langsung meluncur ke pakar modifikasi di seputaran Salatiga tempat Brillian menuntut ilmu, jelas lebih mudah kesana kan kalau ada yang kurang tinggal meluncur. Intinya nanti motor ini bisa dipakai untuk harian dan sekolah. Tentunya konsep modifikasi yang dipilih tidak modif yang ekstrem. Ubahan awal tentu langsung difokuskan ke body termasuk tangki juga dilepas. Untuk urusan ini Brillian mempercayakan ke And Modified ahlinya airbrush. Untuk warna dipilih warna yang cerah sesuai selera anak muda tentunya heee heee. Kalau cerah kan yang melihat jadi silau man. Kombinasi warna merah hijau dan kuning lebih mendominasi seperti warna pelangi yang nampak indah. Setelah mendapat job Andi sang brusher langsung memainkan penbrush. “Kombinasi warna cerah dan jreng pasti akan kelihatan lebih hidup dan fresh,”terang Andi sang brusher yang bermarkas di Jl Pondok Tingkir 6b depan Akbid Ar-Rum Salatiga.
Bagi Andi sang brusher dalam proses pengerjaan perlu kehatian-hatian sebab salah sedikit bisa berabe hasilnya. Sapuan penbrush ke bodi dan tangki harus rata, karena jika asal maka hasilnya akan belang-belang dan tidak rata. Motif grafis perlu ketelitian dalam menarik penbrush, tarikan garis harus benar-benar terlihat jelas, disamping itu kondisi cuaca dan suhu juga harus diperhatikan, karena cuaca terlalu panas atau dingin hasilnya kurang bagus untuk motif grafis. “Motif grafis perlu perlakuan yang beda, terutama soal suhu, berhubung tidak punya oven untuk antisipasi aku memakai pasangkan seng sebagai tempat pengecatan supaya suhunya pas,”ungkap Andi sang brusher. Proses pengecatan rampung giliran bagian ban dan peleg diganti supaya kesannya lebih ke arah fashion.
“Hasilnya bagus kini aku ke sekolah dengan tampilan beda motor sudah dihiasi dengan airbrush warna yang yang cerah, motorku cerah dan fresh maka aku juga harus selalu fresh,”tutup Brillian Bagas Surya. Siip bro jangan lupa sekolah yang rajin ya..
Penulis : Batra | Foto : Batra
Data Modifikasi
Modifikator : And Modified Salatiga dan Kemplish RowoRontech
Ban depan :IRC 50-65/17
Ban blkg :IRC 60-80/17
Stang :Ride It
Piringan depan : PSM
Knalpot :Custom
Airbrush :AND Modified
Tromol : Yamaha Scorpio

Modifikasi : Honda Scoopy FI 2013 Purbalingga

OtomotifZone.com – Purbalingga. Geliat modifikasi motor belakangan ini mulai menampakan taringnya kembali, setelah beberapa waktu lalu pasar modifikasi sempat lesu, entah karena faktor keuangan atau faktor kebosanan, OZ sendiri masih belum tahu. LMM (Luna Maya Modified) yang di komandoi oleh Indra Leksadiwirya menelorkan karya modifikasi terbarunya lewat Honda Scoopy FI 2013 milik Ides warga Purbalingga.

OtomotifZone.com – Purbalingga. Geliat modifikasi motor belakangan ini mulai menampakan taringnya kembali, setelah beberapa waktu lalu pasar modifikasi sempat lesu, entah karena faktor keuangan atau faktor kebosanan, OZ sendiri masih belum tahu. LMM (Luna Maya Modified) yang di komandoi oleh Indra Leksadiwirya menelorkan karya modifikasi terbarunya lewat Honda Scoopy FI 2013 milik Ides warga Purbalingga.

 Dalam setiap karya LMM mencoba mendobrak pasar modifikasi, dengan gaya yang boleh dibilang baru, pasalnya Indra lebih menonjolkan sosok kartunis kearifan lokal, seperti yang terlihat pada Scoopy ini menggambarkan Bima Racing. Hal ini dipacu dengan beberapa part modifikasi yang nemplok pada besutan Ides ini.
Data Modifikasi :
Sok depan : Prusty
Sok belakang : Gazi
Ban Depan : V Rossy 45/90
Ban belakang : FDR 50/90
Taco mater : Kosso
Stabilizer : KTC
Handle : Sharky 120-140 / 17
Knalpot : Hand Made
Disk depan : mecatech
Oil cooler : Top Secret
Koil : R9
Gas Spontan : KTC
Modifikator :
LMM (Luna Maya Modified)
Susukan, Banjarnegara

Ryan Tuerck





 

For as long as he can remember, Ryan has loved Extreme Sports, and at a young age he became interested in BMX and Motocross. At the age of nine, his father bought him his first dirt bike, and by ten years old he started racing motocross. As he progressed through the ranks of amateur motocross he had countless podium finishes. The highlight of Tuerck’s amateur career was placing 7th in the nation, at Lorreta Lynn’s Amateur Nationals. At 16, he received his professional license from the American Motocross Association (AMA), and by 17, Ryan earned the opportunity to travel Canada, to race in the professional Canadian Nationals. Some of the highlights of his professional career included, placing 5th in the 125cc Canadian Nationals Championship, as well as qualifying for Budds Creek, and Unadilla in the AMA Motocross Nationals. Though Ryan’s motocross career looked promising, he was forced to stop due to personal reasons.
Ryan was gaining a lot of interest in cars since he turned 16. When he stopped racing, he bought his first car, a 1990 Ford Mustang. At night, feeling the need to challenge himself he would get his car sideways pulling out of stop signs and slide around in empty parking lots near his home. After having the Mustang for a year, Ryan found out on the internet that sliding your car around or “Drifting” was actually a real sport. Ryan immediately sold his Mustang to buy a lighter, and better handling Nissan 240sx. He upgraded the suspension and bought a 2-way LSD for the car to help it drift. In 2003, Ryan went to his first formal event at Raceway Park in Englishtown, NJ where he met future “Drift Alliance” teammates Tony Angelo, Chris Forsberg, and Vaughn Gittin Jr. Ryan did very well at first winning the competition. Ryan continued to do very well everywhere he went and constantly spending all his money upgrading his car.
In 2005, Ryan Competed in Two Rounds or Formula Drift where he did well enough to get noticed by a few sponsors. In 2006, Ryan competed in the entire Formula Drift series with help from his Drift Alliance brothers, Cooper Tires, Discount Tire, and 240sxMotoring. Ryan did exceptional in his rookie season with a 6th place finish at the Sonoma round. In 2007, Ryan moved to California with his Drift Alliance Teammate Tony Angelo and started “Team Snakebite” together and ran the whole Formula Drift season independently with help from sponsors which resulted in Ryan finishing the season 15th in points. In 2008, Ryan was picked up by Gardella Racing and drove a 2007 Pontiac Solstice GXP sponsored by Gardella Racing, Mobil 1, GM Racing, and Maxxis Tires.  Following in 2009, Ryan won first place on podium in Round 1 at Long Beach and again later in the year at Irwindale and in 2010 came 3rd in series points. In 2011, Gardella retired the Soltice from Ryan, picked up Red Bull as a lead sponsor and drove the 2011 Mobil 1/Red Bull Chevrolet Camaro in which he finished 15th that year. The 2012 season began with a shuffle of sponsorships, Ryan left Gardella Racing for personal reasons, and was picked up by Retaks before the first event at long beach. He finished off the season in fifth after a third place finish at Irwindale.

Ken Block

        Ken Block lahir pada 21 November 1967 di Long Beach, California. Dia juga merupakan salah saru pendiri DC Shoes, sepatu yang dibuat khusus untuk para skateboarders. Ken Block sudah banyak terjun di dunia extreme sport seperti skateboarding, snowboarding, motocross, dan terutama rally.






 Karir reli-nya dimulai pada tahun 2005 bersama Vermont SportsCar Team, menggunakan Subaru WRX STi 2005. Rally pertama yang ia ikuti adalah Sno*Drift dengan berada di posisi tiga Group N dan posisi empat Rally America National Championship di akhir musim dan mendapat gelar, "2005 Rally America Rokkie of the Year"




Pada tahun 2006 bersama rekan satu tim-nya Travis Pastrana, Block di dukung oleh Subaru sebagai sponsor. Vermont SportsCar juga menyiapkan mobil baru untuk Block yaitu Subaru WRX STi 2006. Ditahun yang sama ia mengikuti X Games pertamanya pada event X Games XII, dan berhasil merebut medali perunggu pada kelas Rally Super Special tertinggal 19,13 detik dari rekan setimnya Travis Pastrana yg berhasil mendapatkan medali emas. Lalu ia mengikuti Rally America National Champinship dan berasil mendapatkan peringkat ke dua.

Tahun 2007 Block kembali mengikuti X Games XIII dimana ia mendapatkan medali perak, dan di Rally America National Championship, Block berada di posisi tiga. Selama tahun 2007 Block juga mengikuti beberapa seri kejuaraan reli dunia (WRC).


Di tahun 2008 Block mendapatkan mobil baru yaitu Subaru WRX STi 2008, dan memutuskan mengikuti Canadian Rally Championship untuk beradaptasi dengan mobil barunya dan menambah pengalaman untuk mengikuti World Rally Championship. Walaupun ia menang di kejuaraan ini tapi ia tidak mendapatkan satu poin pun karana ia tidak memiliki lisensi untuk mengikuti kompetisi di Canada. Di X Games XIV, Block berbagi posisi ke tiga dengan Dave Mirra karena memiliki poin sama. Sedangkan di Rally America National Championship, ia merebut posisi ke-2, dan reli yang ia ikuti selanjutnya adalah tiga seri kejuaraan reli dunia (WRC).